Friday 24 October 2014

Android Lollipop Vs. Android KitKat – What To Expect

If you have just upgraded to Kit Kat or bought a phone that has Kit Kat as the OS, you must be undergoing a lovely user experience. But hang on! What if you can now upgrade to the latest OS from Google and get to enjoy an even better interface and other features associated with the Android L or Android Lollipop?

Indeed, after much anticipation and hype about it, the Android Lollipop has finally been launched with Nexus devices. However, Google has made it clear that it would upgrade other brands as well with Motorola and HTC being the foremost among them.


EFFICIENCY IS THE KEYWORD WITH THE ANDROID L

Google has with the launch of the Android L tried to bring  in a paradigm shift to its OS design, looks, features and most importantly, efficiency. Though the Kit Kat that is currently powering over 30% of the Android smart phones in the world is very light and relatively free of bloat ware, Android L is even more refined with touched up back-end and protocols for better efficiency.

So let us look at the vital differences between the Kit Kat and Android L.
a) Design – There are similarities but the new Material Design takes the Android L to a new aesthetic level with animation, 3D effects and real-time shadows providing depth to the interface. The feel is dynamic and there are more layers in the UI, enabling developers in particular to bring about customization of their choice in their apps. In comparison, the Kit Kat has a much flatter look about it. Android L also features buttons looking more stylish with a face lift and they look very alluring.

b) Security – This is one area where the improvement is the maximum and most profound. You now can have pattern unlocking and even facial recognition to help you build more security. Data encryption by default and the provision of the ‘Kill Switch’, are other features that will make hacking or stealing the Android L smart phone an exercise in futility.

c) Notifications – It is quite irritating to keep unlocking the phone to look at them. With the Android L, you can look at them without unlocking your phone as they integrated into your lock screen. You also will not get interrupted in your activity by any call or email or text message like before. They will pop up at the screen top and you can either attend to them or ignore them with a light tap and continue with what you are doing.

d) Battery power – Android L will help you manage battery resources much more efficiently and boost usability. You will now get to know when to start charging and also see the progress of charging taking place.


There are other changes but those above mentioned above are the most significant. You are sure to enjoy using this OS as it is different to what you have been exposed to till now.

Sumber: Sumber

Dari Harapan Pemuda Hingga Curhatan Anak Bangsa Untuk Pemerintahan Baru Indonesia


Sejak Senin, 20 Oktober 2014 kemarin, kita, warga Indonesia, punya presiden baru, Pak Joko Widodo yang didampingi wakilnya, Pak Jusuf Kalla. Dilantiknya Presiden baru ini sekaligus ngebawa kita ke pemerintahan baru dan tentunya, harapan baru.

Majalah TIME pun sepakat menyebut pemerintahan presiden baru ini adalah sebagai harapan baru Indonesia. Buktinya, di cover edisi 27 Oktober ini, TIME mengimbuhkan kalimat "New Hope" di atas foto sosok Pak Jokowi.
Nah, tentu sebagai bagian dari anak muda, ane juga punya harapan baru nih soal Indonesia. Apa sajakah itu? Ini dia:

1. Rombak Total Acara di TVRI
TVRI sebagai stasiun televisi nasional pertama di Indonesia milik negara, kayaknya udah lama ditinggalin sama penonton Indonesia. Apalagi semenjak banyak TV swasta bermunculan. Coba ngaku selama hidup lo udah berapa kali ganti channel ke TVRI? TVRI dianggap TV yang ngebosenin, acaranya kaku, begitu juga sama pembawa acaranya.
Jadi ane pikir udah waktunya nih butuh inovasi baru. Bikin TVRI jadi media kreatif baru dengan jangkauan luas, Pak. Daripada Bapak harus berkompromi sama TV swasta yang lebih mentingin bisnis (padahal frekuensi yang mereka pake itu adalah milik publik) ya kan Pak. Pasti bakal lama. Jadi mulai dari TV pemerintah aja Pak.
Ketika internet belum bisa masuk pedalaman atau anak-anak daerah belum ngerti internetan, smartphone bukan jadi kebutuhan utama kayak kita-kita di ibukota. Mereka pasti lebih banyak menggunakan TV sebagai media hiburan. Nah TVRI bisa berbuat banyak nih buat pemerataan pengetahuan. Kalo kata Pak BJ Habibie, "sekarang bukan lagi ngomongin pertumbuhan tapi pemerataan."
Apalagi sepanjang pandangan ane hampir semua pelaku industri kreatif di Indonesia mendukung banget pak Jokowi kan. Buktinya dua konser yang sukses dibuat dan melibatkan banyak pihak, kayak sineas film, musisi, seniman lain. Jadi kalo dari segi SDM kayaknya bukan masalah Pak. Demi TVRI jadi TV alternatif Pak. Biar nggak pada nonton Ganteng-ganteng Serigala, Cakep-Cakep Sakti, PanahAsmara Arjuna, dan Terong Show Pak. Kalo pun ada sinetron, bikin yang semendidik Keluarga Cemara, Pak.
UU Penyiaran No 32, tahun 2002 pasal 4. Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang SEHAT, kontrol, dan perekat sosial..

2. Bikin Ke Raja Ampat Lebih Murah Dari Ke Singapura
Jadi ada temen P! yang asalnya dari Nabire Papua, sebut saja dia Sukma. Dia kasih tahu cara dari Nabire ke Raja Ampat (yang masih sama-sama Papua). Dari Nabire kita bisa naik pesawat/kapal ke Sorong. Terus dilanjutin nyebrang ke Raja Ampat pake kapal. Tapi, dia bilang biayanya untuk ke Raja Ampat yang sedeket itu ternyata sama masih aja mahal.
Kalau bisa, Pak, dibuat jadi lebih murah. Jangan sampe 12 juta banget Pak. Masa lebih murah ke negeri orang daripada ke negeri sendiri. P! mewakili anak traveling tolong ini dipertimbangin ya Pak. Begitu juga sama tujuan wisata-wisata lain yang ada di Indonesia. Biar kita bisa bicara lebih banyak soal Indonesia (karena beneran udah pernah ke tempat-tempat itu) kalo ketemu sama orang luar.

3. Please Birokrasi Indonesia Dikurusin (Diet..diet..)
Jadi yang paling dimalesin dari Indonesia selama ini adalah birokrasinya yang terkenal panjang bin ribet. Alias terlalu gemuk. Dari sisi efisien birokrasi, kata Eko Prasodjo Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) era SBY, Indonesia jauh berada di bawah Thailand, Malaysia dan Filipina. Termasuk negara maju kayak Singapura dan Jepang.
Mau mendirikan usaha, proses panjang banget. Mau ngajuin pinjaman buat usaha susahnya minta ampun. Syaratnya terlalu banyak. Dari yang semangat banget pengen jadi pengusaha sampe males kerja dan antipati gara-gara proses yang dilewatin berkelok-kelok kayak kelokan 44 Maninjau Sumatera Barat. Jadi tolong banget bikin birokrasi kita jadi seramping badan Bapak ya, hehehe.

4. Realisasi Tol Laut
Jadi waktu masa kampanye Pak Presiden nyampein soal wacana pembangunan tol laut. Nah tolong wacana itu direalisasikan juga Pak. Mengutip curhatan seorang sahabat ane soal tol laut, “Biar harga barang atau bahan pokok lainnya setiap pulau dan daerah dari ujung sumatera sampe papua sama rata. Kalau pun beda tapi nggak jauh-jauh amat. Ini demi bisnis online shop gue juga. COD bro.”

5. Koruptor Diberantas
Kalo ini semua orang Indonesia pasti setuju sih. Ini udah jadi momok bertahun-tahun. Eh tapi ngomong-ngomong yang usul ini, masih terobos lampu merah nggak ya? Motornya masih naik trotoar nggak ya? Terus kalo lagi lampu merah, masih maju-maju sampe menghalangi hak pejalan kaki nggak ya? Kalau masih, itu mending NGOMONG SAMA TANGAN! Itu mah sami mawon, makan hak orang woy!!!

6. Hapus UNAS
Dari yang tertekan, nangis kejer, kesurupan sampe ada yang meninggal. Apa alasan ini kurang Pak buat hapus Ujian Nasional yang soalnya sampe 20 paket itu di sekolah?

7. Bekasi, Ciledug, Yogya, Pamulang, NTB, dan Daerah Lainnya Dikembangin Juga, Pak. 
Biar para warganya nggak mesti repot-repot kerja ke Jakarta. Males juga kalau di-bully terus sama orang Jakarta. Emang enak apah tiap hari kudu jalan jauh dari Bekasi ke Jakarta demi nyari uang? 
Pemerataan pembangunan kudu dipercepat, Pak, kantor-kantor di buat juga di daerah, terus departemen dan kementerian juga jangan numpuk semua di Jakarta. Indonesia kan bukan cuma Jakarta. Transportasi umum juga harus ditumbuhin lagi, Pak, jangan kalah gencar sama orang-orang marketing perusahaan otomotif ngejual motor/mobilnya, Pak. Jalanan Indonesia nggak boleh dikuasi kapitalis! #azeek

Sumber: Sumber